Hari penuh dengqn berbagai kegiatan pergi tempat orang yang mengalami musibah. Musibah yang dialami adalah kehilangan orang yang disayangi. Memang berat bagi kita yang ditinggal orang yang disayangi. Tetapi suatu kehidupan pasti diakhir oleh kematian. Kita semua juga akan mengalami kematian hanya tinggal menunggu waktu.
Kunjungan pertama pergi ketempat paman rakan yang meninggal dunia dikawasan lhoksukon. Masih belum rame yang melayat jadi agak kosong tempat kami duduk.

Berlanjut ketempat lain tetapi kebetulan ini bukan kunjungan saya tetapi kegiatan rakan. Tidak apa lah ini mewakili suasana yang ada. Kebetulan tampilan sama. Setiapkan kunjungan ketempat musibah sebaiknya kita tidak pergi dengan tangan kosong. Karena orang yang kita kunjungi adalah orang yang sedang mengalami musibah. Bawahlah sesuatu berupa barang atau pun uang, walaupun tidak serapa tetapi itu akan memberikan makna hidup saling tolong menolong baik dalam suka maupun duka.

Selanjutnya ini kunjungan ke rumah duka prof iskandar dipirak timu bersama rekan- rekan dosen dan pengurus tata usaha dikampus. Kunjungan ini sebenaran sudah lama pada saat 7 hari meninggalnya ibunda prof is. Yang ingin kita jelaskan atau paparkan adalah bagaimana budaya dari kegiatan di rumah duka dari mulai hari pertama sampai hari ke 7 biasanya masyarakat sangat kompak dan bergotong royong saling bantu digiatan rumah duka.

Mumgkin sebagai penutup apa yang dilakukan pada saat kita mengalami musibah bukan hanya ibadah saja tapi menunjukkan ikatan yang kuat antara kerabat, tetangga dan saudara sesama muslim.